Profesi Guru Sudah Dihargai di Kancah Global, Bagaimana di Indonesia?

Jakarta - Tahun 2015 lalu, Nancie Atwell seorang guru inspiratif asal Maine, Amerika Serikat dinobatkan sebagai pemenang Global Teacher Prize. Penghargaan tingkat global pertama sekelas Nobel untuk profesi guru dengan hadiah senilai 1 juta US Dollar.

Perjalanan Atwell hingga memperoleh pengakuan atas profesinya sebagai guru secara global cukup panjang dan berliku. Selama puluhan tahun Nancie mendedikasikan dirinya sebagai seorang guru dan terus berusaha berkontribusi untuk perkembangan bidang pendidikan.

Guru seringkali disudutkan atau disalahkan atas semakin lunturnya tata karma dan moralitas di kalangan muda. Mereka juga dianggap tidak mampu melatih keterampilan dasar sehingga warga negara usia produktif kalah saing di dunia kerja. Tetapi mungkin masyarakat tidak melihat bahwa di tengah keterbatasan dan benturan dengan banyak hal, para guru terus memberi kontribusi nyata.

Seperti Nancie Atwell. Tahun 1990 ia mendirikan Center for Teaching & Learning yang berpusat di Edgecomb, Maine sebagai sekolah percontohan. Sekolah yang terkenal dengan kelas kecil, kurikulum berbasis penelitian dan program pelatihan gurunya. Sebanyak 97% alumninya berhasil diterima dan unggul sebagai mahasiswa di berbagai perguruan tinggi ternama.

Atwell juga aktif mengadakan lokakarya baca tulis bagi anak-anak, Isi lokakarya tersebut dituangkan dalam sebuah buku berjudul In The Middle yang diterbitkan tahun 1998. Buku ini kemudian menjadi pedoman bagi guru-guru di Amerika Serikat.

Guru-guru seperti Nancie Atwell tidak hanya ada di Amerika Serikat, tetapi juga di belahan dunia lain termasuk Asia Tenggara. Tidak sedikit guru-guru yang merelakan seluruh hidupnya mengajar demi perbaikan tingkat pendidikan di tengah keterbatasan sarana, benturan dengan regulasi dan minimnya kesejahteraan. Bukan hanya di kota-kota besar tetapi juga di daerah pelosok. Tetapi penghargaan untuk mereka, masih minim.

Oleh karena itu Topica Edtech Group sebagai anggota dari panel juri Global Teacher Prize mencoba memberi kesempatan bagi guru-guru dengan kontribusi hebat di Asia Tenggara untuk memperoleh penghargaan dan pengakuan atas profesinya. Penghargaan ini memang belum dikenal di Asia Tenggara tapi sebenarnya beberapa panel juri berasal dari Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam.

Topica sebagai organisasi yang merepresentasikan lembaga pendidikan di Indonesia, Thailand, Filipina dan Vietnam diminta membantu mempromosikan penghargaan ini secara lebih luas di Asia Tenggara. Selain itu mendorong masyarakat untuk menominasikan guru-guru hebat yang mereka ketahui untuk memperoleh penghargaan global ini.

"Penghargaan ini bertujuan menghormati kontribusi hebat dari para guru. Nantinya anak-anak di seluruh dunia akan bermimpi menjadi guru hebat seperti guru-guru tersebut nantinya. Para guru hebat tersebut akan menjadi inspirasi bagi generasi muda,” ujar Dr. Tuan Pham, Pendiri Topica Edtech Group.

Untuk menominasikan guru terbaik dengan kontribusi hebat dari Indonesia, Anda dapat berpartisipasi. Caranya cukup dengan mengunjungi http://www.globalteacherprize.org/nominate dan nominasikan guru yang menurut Anda pantas memperoleh Global Teacher Prize.

Untuk mendukung nominator tanpa kefasihan Bahasa Inggris, informasi telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia di https://topica.asia/prizeid. Topica juga siap untuk membantu menerjemahkan nominasi ke dalam Bahasa Inggris jika diperlukan. Saatnya Anda memberi penghargaan untuk inspirasi dan wawasan yang diberikan guru-guru terbaik bagi anak-anak Indonesia. [detik]

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Profesi Guru Sudah Dihargai di Kancah Global, Bagaimana di Indonesia?"

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya di blog "robi-biologi". Pertanyaan dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini.