1.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta mampu membuat kesimpulan dan refleksi pengetahuan dan pengalaman baru yang dipelajari dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara.

Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)

Pada fase ini Anda diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi dari Pembelajaran 1 hingga Pembelajaran 6 dan memperkuat koneksi antar materi yang sudah Anda pelajari.

Untuk memudahkan Bapak/Ibu CGP dalam merajut pemahaman dari berbagai materi, ada penugasan yang perlu dilakukan. Penugasan tersebut adalah sintesis dari berbagai materi yang sudah dipelajari.
  • Tinjau kembali tugas personal kerangka pembelajaran yang telah dikembangkan pada fase Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Demonstrasi Kontekstual, dan Elaborasi Pemahaman.
  • Buatlah sebuah kesimpulan dan penjelasan mengenai pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang Anda pelajari dalam modul ini.
  • Buatlah sebuah refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang Anda peroleh dalam modul ini dan perubahan diri yang yang Andal alami dan akan Anda praktekan di sekolah dan kelas Anda.
  • Ceritakan (konstruksikan kembali) proses pembelajaran dan suasana kelas yang mencerminkan pemikiran KH Dewantara secara konkret sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di kelas dan sekolah Anda.
  • Kesimpulan dan refleksi disajikan dalam bentuk media informasi. Format media dapat disesuaikan dengan minat dan kreativitas Anda. Contoh media yang dapat dibuat: artikel, ilustrasi, grafik, video, rekaman audio, presentasi infografis, artikel dalam blog, dan lainnya
  • Bacalah pertanyaan-pertanyaan panduan berikut untuk membantu Anda membuat kaitan tersebut.
  1. Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1?
  2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini?
  3. Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD?
Unggahlah media informasi yang telah dibuat pada kegiatan ini.

1. Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1?

Sebelum mengikuti Pendidikan guru penggerak dan mempelajari modul 1.1 ini saya berfikir tugas saya sebagai seorang guru lebih cenderung kepada proses pendidikan yang mengedepankan dominan kognisi, saya maupun murid saya sama-sama tertimpa beban materi pengajaran dan pelajaran. Saya dan murid sama-sama tersita waktu, pikiran dan tenaga untuk urusan kognitif. Akibatnya, sebagus apapun materi dan pengajarannya, proses penyampaiannya terjebak dalam kerangka teoretis semata-mata. Artinya, aktivitas pengajaran jatuh pada urusan teknis mekanis, minim sekali upaya ke arah internalisasi nilai, atau refleksi atas nilai-nilai. Akibat lanjut dari dominasi kognisi dalam materi pengajaran, output pendidikan pun tidak utuh, tidak memiliki integritas, punya akal tapi tidak punya kepekaan hati, punya pengetahuan (knowledge) tapi miskin nilai (value).

2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini?

Pertama, pendidikan sebagai tuntunan. Saya harus memberikan keteladanan dalam proses pendidikan, baik keteladanan sikap, karakter, dan perilaku, karena anak belajar dari apa yang mereka lihat dan rasakan. Menuntun juga berarti mendidik dan mengajar anak sesuai potensi, minat, dan bakatnya.

Kedua, kodrat alam dan kodrat zaman. Pendidikan harus mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman karena kedua hal ini tidak dapat dipisahkan dalam diri anak. Seorang anak telah memiliki kodrat alam potensi, bakat, kemampuan yang unik, berbeda-beda satu sama lain sehingga saya harus mampu memfasilitasi mereka agar bisa tumbuh maksimal sesuai jenjang usia mereka.

Ketiga, Berhamba pada anak. Ini berarti saya harus mengedepankan pendidikan yang mengutamakan anak, berpusat pada anak, dan memuliakan anak. Pendidikan dilakukan untuk satu-satunya tujuan, yaitu membuat anak menjadi selamat dan bahagia.

Keempat, Prinsip Bukan Tabula Rasa. Anak lahir bukan kertas kosong yang bisa diisi oleh orang dewasa sesuai kehendaknya. Anak sudah membawa garis-garis dan coretannya masing-masing. Tugas saya sebagai guru adalah menebalkan garis yang baik-baik dan membiarkan garis yang tidak baik agar tidak terlihat. Saya harus menuntun anak agar menampakkan potensinya menjadi nyata, sekaligus meminimalisasi sifat atau tabiat buruknya.

3. Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara?

Sebagai seorang pendidik yang bisa saya lakukan agar kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara diantaranya yaitu:
  • Memberikan keteladanan dalam proses pendidikan, baik keteladanan sikap, karakter, dan perilaku.
  • memfasilitasi siswa agar bisa tumbuh maksimal sesuai jenjang usia mereka.
  • Mengutamakan anak, berpusat pada anak, dan memuliakan anak.
  • Mengidentifikasi karakteristik siswa sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya
  • Melaksanakan Pembelajaran dengan berbagai cara, model, atau metode, seperti kooperatif learning, inquiri, discovery, problem based learning, maupun project based learning. Pembelajaran dilakukan dengan berbagai sumber belajar, seperti lingkungan, surat kabar, majalah, narasumber, maupun internet.
  • Membuat rancangan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna, menyenangkan dan merdeka

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "1.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara"

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya di blog "robi-biologi". Pertanyaan dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini.